Sejarah Muharram dan Tahun Baru Hijriah
Perhitungan Tahun Baru Islam bermula di masa Umar bin Khattab R.A. tepatnya 6 tahun pasca-wafatnya Rasulullah SAW.
Imam Al Bukhari dalam tarikhnya, sebagaimana dinukil oleh Al Hafidz Jalaluddin as Suyuti dalam Tarikhul Khulafa‘, dengan riwayat dari Sa’id Ibnu Musayyib menyatakan:
أول من كتب التاريخ عمر بن الخطاب لسنتين ونصف من خلافته، فكتب لست عشرة من الهجرة بمشورة علي
Artinya: “Orang yang pertama kali menggunakan tanggal Hijriah adalah Umar Ibnu Khattab. Ia menetapkannya pada tahun 16 Hijriah setelah bermusyawarah dengan Ali Ibnu Thalib,”
Hal itu terjadi pada dua setengah tahun setelah Umar menjadi khalifah, menggantikan Abu Bakar as Sidiq. Awalnya pada 638 Masehi, Gubernur Irak Abu Musa al-Asy’ari mengirimkan surat kepada khalifah Umar Ibnu Khatab di Madinah.
Awalnya pada 638 Masehi, Gubernur Irak Abu Musa al-Asy’ari mengirimkan surat kepada khalifah Umar Ibnu Khatab di Madinah. Dalam surat tersebut Abu Musa al-Asy’ari berkata “surat-surat kita telah memiliki tanggal dan bulan, tetapi tidak berangka tahun. Sudah saatnya, umat Islam membuat tarikh sendiri dalam perhitungan tahun.”
Umar bin Khatab akhirnya sepakat dengan usulan Abu Musa, kemudian beliau bermusyawarah dengan para sahabat. Dalam musyawarah ada yang mengusul tahun baru dimulai dari tahun kelahiran Rasulullah SAW.
Dikenal dengan Tahun Gajah, bertepatan dengan 571 Masehi karena pada tahun tersebut terjadi penyerangan terhadap Kabah oleh pasukan yang menggunakan gajah sebagai kendaraan perangnya.
Namun ada juga yang mengusulkan tahun turunnya wahyu Allah pertama, yaitu bertepatan dengan 610 Masehi. Akhirnya yang disepakati adalah usul Ali ibnu Thalib, yaitu memulai tahun baru dengan peristiwa hijrahnya kaum muslimin dari Mekkah ke Madinah yang bertepatan dengan 622 Masehi.
Ali ibnu Thalib memiliki 3 alasan atas usulannya. Pertama, dalam Al Quran ada banyak penghargaan Allah bagi orang yang berhijrah. Kedua, masyarakat Islam yang berdaulat dan mandiri baru terwujud setelah hijrah ke Madinah. Kemudian ketiga, umat Islam sepanjang zaman diharapkan selalu memiliki semangat hijrah, yaitu jiwa dinamis yang tidak terpaku pada suatu keadaan, dan hendaknya berhijrah pada kondisi yang lebih baik.
Selanjutnya, bulan apa yang dijadikan bulan pertama tahun hijriah? Umar Ibnu Khattab mengusulkan bulan Muharram.
Hal itu tercatat dalam al Mausuah al Fiqhiyyah al Kuwaitiyah.
فقال عمر: بل بالمحرم، فإنه منصرف الناس من حجهم، فاتفقوا عليه
“Bahkan mulailah dengan Muharram, karena di bulan itu orang-orang baru selesai dari pelaksanaan ibadah haji. Maka para sahabat menyepakatinya.”
Pemilihan muharam sebagai awal bulan hijriah juga dikaitkan dengan kenyataan sejarah bahwa tekad umat Islam dalam merencanakan hijrah itu terjadi pada bulan Muharram setelah bulan Dzulhijjah terjadi Baiat Aqabah II.
Sumber:
https://www.tagar.id/sejarah-hijriah-penanggalan-tahun-baru-islam https://bersamadakwah.net/muharram/
Departemen Konten & Media Digital Remisya
IG : @remisyaofficial
Fb : Remisya
Youtube : Remisya Official
Website : http://remisya.org/
WAG :