Sejarah Tahun Baru Islam
Peristiwa tahun baru Islam ini merupakan peristiwa yang luar biasa karena dapat mengubah sejarah peradaban peristiwa besar yang memiliki hikmah yang sangat luar biasa. Sejarah tahun baru Islam ini diawali dengan penentuan bulan Muharram sebagai bulan pembuka dalam tahun Hijriah.
Pada masa Rasulullah, umat Islam menggunakan sejumlah peristiwa penting sebagai penanda waktu. Misalnya, Am Al-Fil atau tahun gajah yakni peristiwa penyerangan Ka’bah oleh tentara bergajah dan tahun kelahiran Nabi Muhammad. Namun, saat masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab, muncul sejumlah keluhan tentang penanggalan yang tidak konsisten.
Dikutip dari Al Ain University, seorang pejabat di Basrah (Irak), Abu Musa al-Ash’ari lantas mengirim surat kepada Khalifah Umar untuk mengembangkan cara baru untuk menghitung tanggal. Umar lalu mendiskusikan penanggalan tersebut. Beberapa menyarankan penanggalan dimulai dari tahun kelahiran Nabi Muhammad, sebagian pada tanggal kematian Nabi Muhammad, dan pada tanggal hijrah atau kepindahan Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah. Mayoritas, termasuk Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib setuju kalender Islam dimulai dari tanggal hijrah Nabi Muhammad. Ini pula yang menjadi asal nama kalender Hijriah.
Umar lalu mengumumkan tahun Nabi Muhammad hijrah yakni 622 Masehi menjadi tahun dimulainya kalender Hijriah. Penanggalan Hijriah dihitung berdasarkan siklus bulan mengelilingi bumi. Berbeda dengan kalender Masehi yang berdasarkan pada peredaran bumi mengelilingi matahari.
Tahun Hijriah terdiri dari 12 bulan atau 354 hari yang dimulai dengan bulan Muharram dan diakhiri bulan Dzulhijjah. Sebanyak 12 bulan itu antara lain Muharram, Safar, Rabi’ul Awal, Rabi’ul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadan, Syawal, Dzulkaidah, dan Dzulhijjah.
Dalam Surat At-Taubah ayat 36, “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”
Empat bulan haram atau suci itu adalah Muharram, Rajab,
Dzulkaidah, dan Dzulhijjah. Saat ini, tahun baru Islam dirayakan di seluruh
negara, terutama negara-negara Islam. Umat Islam dapat menjadikan momen tahun
baru ini untuk introspeksi diri, bertobat, berdoa, dan membuat resolusi baru. Sejak saat itulah, bulan Muharram
resmi dijadikan sebagai bulan pembuka dalam tahun Hijriah dan sebagai awal
perhitungan tahun Hijriah. Dengan mengetahui penjelasan mengenai sejarah tahun
baru Islam dan perjalanan panjang penentuan bulan Muharram sebagai bulan awal
pada perhitungan tahun hijriah dapat dijadikan sebagai ilmu pengetahuan
tambahan yang bermanfaat.
Sumber : https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200818153313-284-536943/sejarah-tahun-baru-islam-berawal-dari-hijrah-nabi-muhammad.